Dua buku dari Tuhan untuk Galileo
- Rifando Suryawan
- May 7, 2022
- 6 min read
Updated: Jun 26, 2024
Maka, saya berpikir bahwa saya bisa dengan masuk akal menyimpulkan bahwa kapan pun Alkitab berbicara mengenai kesimpulan fisika.

Tulisan ini berisi terjemahan surat yang ditulis oleh Galileo Galilei, astronom, matematikawan, filsuf, dan apa saja yang menjadikannya dikenal hingga masa ini. Salah satu hal yang membuatku mengenalnya adalah karena usahanya dalam merancang jembatan antara jurang sains atau ilmu alam dengan agama, yang dalam konteks cerita dan latar belakangnya adalah agama Kristen. Terjemahan ini kukutip dari salah satu buku yang sedang kubaca: Religion and the Sciences of Origins karya Kelly J.Clark. Mengapa surat Galileo ini jadi hal yang ingin kutulis dalam tulisanku kali ini adalah karena menurutku buku ini dapat menjadi salah satu obat penasaranku akan rasa ingin tahu akan hal yang jika aku jelaskan secara singkat, adalah perjalanan spiritual atau imanku yang mungkin akan aku tulis secara tidak singkat alias lumayan panjang di waktu ke depan.
Surat ini ditulis saat Galileo sedang mengalami masa pelik dalam usahanya memberi tahu orang-orang pada masanya bahwa ada satu kebenaran yang sebenarnya tidak benar pada saat itu. Tak tanggung-tanggung, dia dihadapkan pada kondisi di mana harus melawan gereja yang pada masanya merupakan pemegang tertinggi kepemimpinan negara sekaligus tempat di mana ia tumbuh dan belajar. Atas dasar satu kebenaran yang salah yang menyatakan bahwa bumilah pusat alam semesta, bukan matahari, bulan, atau benda luar angkasa lain. Salah satu doktrin gereja itulah yang mengusik pikiran dan hatinya, yang pada akhirnya membuatnya mau tidak mau harus mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya dan memberi tahu apa yang benar: bukan bumi yang menjadi pusat alam semesta, namun matahari (meski fakta yang sekarang dipercayai adalah bahwa matahari juga berputar dengan memiliki orbit sendiri). Tentu dalam menyimpulkan yang saat itu dianggap bidah oleh gereja, tidak semata-mata ia lakukan dengan sembarangan. Segala hal yang telah ia pelajari dan ketahui, dan dengan segala waktu yang ia habiskan untuk melakukan pengamatan, pemikiran, perenungan, dan hampir-hampir bahkan persiapan hukuman atas apa yang ia dapat jika jadi memberi tahu firman Tuhan yang ia dapatkan tersebut.
Surat ini terkenal dengan sebutan doktrin Dua Buku, karena dari hasil pengamatan dan perenungannya, Galileo menyampaikan beberapa dasar argumennya yang berkesimpulan bahwa ada kebenaran yang berusaha dia sampaikan di dalam doktrin dua buku lah tersebut. Berikut isi surat Galileo yang ia tulis kurang lebih 400 tahun lalu kepada The Grand Duchess Christina, ibu dari majikan Galileo:
Beberapa tahun yang lalu, sebagaimana Yang Mulia ketahui betul, saya menemukan di langit banyak hal yang belum pernah dilihat sebelum zaman kita. Perdananya hal-hal ini, sebagaimana beberapa konsekuensi yang mengikutinya sebagai kontradiksi dengan ide-ide fisika yang umumnya dipegang oleh filsuf akademik, membuat tidak sedikit profesor melawan saya seakan-akan sayalah yang menempatkan hal-hal ini di langit dengan tangan saya untuk mengacaukan alam dan menjungkirbalikkan sains. Mereka kelihatannya lupa bahwa pertambahan kebenaran yang diketahui merangsang penyelidikan, pendirian, dan pertumbuhan ilmu-ilmu, bukan pengurangan atau pemusnahannya. Dengan menunjukkan kesukaan mereka yang lebih besar terhadap opini mereka sendiri daripada terhadap kebenaran, mereka berusaha menyangkal dan membuktikan keliru hal-hal baru, yang, jika saja mereka melihat sendiri, indra mereka akan membuktikannya kepada mereka. Untuk tujuan ini, mereka melontarkan berbagai tuduhan dan menerbitkan berbagai tulisan penuh dengan argumen kosong, dan mereka membuat kesalahan besar dengan membumbui itu semua dengan perikop-perikop yang diambil dari Alkitab yang gagal mereka mengerti dengan benar, dan tidak pantas untuk tujuan mereka.
Saya percaya bahwa matahari tidak bergerak dan ada di pusat revolusi benda-benda langit sementara bumi berotasi di sumbunya dan mengitari matahari. Mereka juga tahu bahwa saya mendukung posisi ini bukan hanya dengan membantah argumen Ptolomeus atau Aristoteles, namun dengan menghasilkan banyak argumen tanggapan; khususnya beberapa berhubungan dengan efek fisika yang sebabnya tidak bisa dijelaskan dengan cara lain. Sebagai tambahan, ada argumen astronomis yang diturunkan dari banyak hal di dalam penemuan saya yang baru tentang langit yang jelas membantah sistem Ptolemaik, namun dengan mengagumkan sesuai dengan, dan menegaskan, hipotesis sebaliknya. Mungkin karena mereka terganggu oleh kebenaran yang diketahui akan pendapat-pendapat saya yang lain yang berbeda dari pendapat umum, dan dengan demikian tidak lagi percaya akan pertahanan mereka selama mereka membatasi diri dalam bidang filsafat, orang-orang ini telah bertekad membuat perisai untuk kesalahan mereka dari mantel agama pura-pura dan otoritas Alkitab. Mereka menerapkan ini, dengan sedikit pertimbangan, terhadap pembantahan argumen yang mereka tidak mengerti dan bahkan belum dengar.
Karena Copernicus tidak pernah mendiskusikan masalah agama atau iman, juga tidak menggunakan argumen yang bergantung dengan cara apa pun kepada otoritas tulisan-tulisan sakral yang bisa saja ia tafsir dengan keliru. Ia selalu berdiri di atas kesimpulan fisika berkenaan dengan gerakan di langit, dan berurusan dengannya memakai pembuktian astronomi dan geometri, yang di dasarkan utamanya pada pengalaman indra dan pengamatan yang sangat tepat. Ia tidak mengabaikan Alkitab, namun ia sangat tahu bahwa jika doktrinnya terbukti benar, itu tidak bisa berkontradiksi dengan Alkitab selama Alkitab dimengerti dengan benar.
Mereka memakai Alkitab, yang mereka gunakan bagi tujuan mereka yang penuh tipuan. Bertentangan dengan maksud Alkitab dan tujuan bapa-bapa gereja, jika saya tidak keliru, mereka meluaskan otoritas-otoritas itu sampai kepada masalah fisika secara murni -tempat iman tidak terlibat- mereka ingin kita meninggal kan akal budi dan bukti indra kita demi beberapa perikop Alkitab, meskipun di bawah makna permukaan kata-katanya, perikop tersebut bisa mengandung makna berbeda.
Maka, saya berpikir bahwa saya bisa dengan masuk akal menyimpulkan bahwa kapan pun Alkitab berbicara mengenai kesimpulan fisika (khususnya yang kabur dan sulit dipahami), aturannya telah diikuti untuk menghindari kebingungan dalam pikiran masyarakat umum yang akan membuat mereka tidak patuh terhadap misteri yang lebih tinggi. Alkitab, hanya untuk merendah ke kapasitas umum, tidak ragu untuk mengaburkan beberapa pernyataan yang sangat penting, mengenakan kepada Allah sendiri beberapa kualitas yang sangat jauh (dan bahkan bertentangan) dengan hakikat-Nya. Jadi, siapa yang akan menyatakan dengan positif bahwa prinsip ini telah dikesampingkan, dan Alkitab telah membatasi dirinya dengan ketat kepada makna polos dan terbatas dari kata-katanya, ketika bicara secara santai tentang bumi, air, matahari, atau ciptaan lain? Khususnya berdasarkan fakta bahwa hal-hal ini sama sekali tidak berkenaan dengan tujuan utama dari tulisan-tulisan sakral, yang adalah pelayanan kepada Allah dan keselamatan jiwa-hal-hal yang tanpa batas melampaui pemahaman masyarakat umum.
Jika ini benar, saya pikir bahwa dalam diskusi problem-problem fisika kita harus mulai bukan dengan otoritas perikop Alkitab, namun dari pengalaman indra dan pembuktian yang niscaya; karena Kitab Suci dan fenomena alam dua-duanya datang dari Firman Ilahi, Kitab Suci dari perkataan Roh Kudus dan fenomena alam sebagai pengikut teliti perintah Allah. Niscaya bagi Alkitab, agar dapat diakomodasikan untuk pemahaman setiap manusia, untuk bicara banyak hal yang kelihatan berbeda dari kebenaran mutlak sejauh berkenaan dengan makna polos dari kata-katanya. Alam, di lain pihak, tidak berganti dan tidak berubah; alam tidak pernah melanggar hukum yang ditetapkan baginya, atau khawatir sedikit pun apakah rasionya yang sulit dan metode kerjanya dapat dimengerti manusia. Karena alasan itu, kelihatannya hal fisik yang disajikan pengalaman indra di depan mata kita, atau yang dibuktikan kepada kita melalui pembuktian yang niscaya, tidak boleh ada yang dipertanyakan (apalagi dikutuk) berdasarkan kesaksian perikop Alkitab yang mungkin memiliki makna berbeda di bawah kata-katanya. Karena Alkitab tidak dirantai dalam setiap ekspresinya kepada syarat-syarat seketat yang memerintah semua efek-efek fisika; juga Allah tidak kurang dinyatakan secara sempurna di dalam tindakan Alam dibanding kan dalam pernyataan-pernyataan sakral dalam Alkitab.
Alasan yang diberikan untuk mengutuk pendapat bahwa bumi bergerak dan matahari diam adalah bahwa di banyak tempat di dalam Alkitab seseorang bisa membaca bahwa matahari bergerak dan bumi diam. Karena Alkitab tidak bisa salah, maka konsekuensi niscayanya adalah ahwa siapa pun berposisi keliru dan sesat bila mempertahankan bahwa matahari tidak bergerak secara inheren dan bumi bisa digerakkan. Untuk argumen ini, pertama-tama saya kira memang sangat saleh untuk mengatakan dan bijaksana untuk menegaskan bahwa Kitab Suci tidak pernah bicara yang bukan kebenaran-ketika makna sejatinya dipahami. Namun, saya percaya bahwa tidak ada yang akan menyangkal bahwa Alkitab kadang sangat sulit, dan bisa bicara hal-hal yang cukup berbeda dari apa yang dikatakan kata-katanya yang polos. Maka, di dalam menjabarkan Alkitab, jika seseorang hanya selalu membatasi diri kepada makna tata bahasa yang polos, seseorang bisa jatuh ke dalam kesalahan.
Begitulah kira-kira isi surat Galileo yang coba diterjemahkan oleh Stillman Drake yang berkesimpulan:
Seseorang dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan dari sains untuk memahami pesan Kitab Suci dan sains itu dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mendapatkan penafsiran Alkitab sehingga usaha dalam mencari kebenaran dapat selaras antara penelisikan pengetahuan melalui dengan sains dan kebenaran Alkitab. " Tujuan dari Roh Kudus adalah untuk mengajar kita bagaimana seseorang bisa ke langit (surga), bukan bagaimana langit bekerja."
Galileo merekomendasikan sebuah prinsip umum, yaitu bahwa "dalam masalah-masalah tentang alam yang bukan tentang masalah iman, pertama-tama perlu dipertimbangkan apakah sesuatu dibuktikan melampaui keraguan atau diketahui oleh pengalaman indra, atau apakah pengetahuan atau bukti seperti itu dimungkinkan. Jika memang begitu, maka, karena hal ini adalah pemberian Allah, perlu dicari tahu makna-makna sejati dari Alkitab tentang perikop-perikop yang secara superficial mungkin kelihatan menyatakan yang berbeda.
Prinsip atau strategi umum dalam Doktrin Dua Buku: kita dapat menggunakan Buku Alam untuk dengan lebih baik memahami Buku Kitab Suci, dan kita dapat menggunakan Buku Kitab Suci untuk dengan lebih baik memahami Buku Alam. Vice Versa.
Referensi:
Drake, Stillman, ed. (1957). Discoveries and Opinions of Galileo. New York: Anchor-Doubleday.
Sabtu, 7 Mei 2022
Sekian.
Comments